Pilih Jomblo ataukah Pacaran?

JOMBLO. Satu kosakata yang sangat ditakuti oleh banyak orang saat ini terutama remaja. Why? Karena kosakata ini mengandung makna negatif yang bikin alergi. Suatu pertanda tidak lakunya seseorang untuk mendapatkan teman kencan dari lawan jenis. Idih…nggak laku? Emangnya jualan kolor?


Tapi asli kok, banyak banget remaja apalagi kalangan cewek yang merasa seperti kena kutukan kalo sampe predikat jomblo mereka sandang. Akhirnya dengan berbagai macam cara mereka berusaha untuk melepaskan kutukan ini meskipun dengan berbagai cara. Sudah nonton film 30 Hari Mencari Cinta? Di film itu kan menceritakan tiga orang remaja cewek yang sama-sama berada pada kondisi jomblo. Mereka membuat kesepakatan untuk mencari pacar dalam waktu 30 hari. Bagi yang menang, maka ia akan menjadi raja dan diperlakukan bak putri karena semua pekerjaan rumah akan dikerjakan oleh yang kalah.

Singkat cerita, mereka bertiga benar-benar fokus untuk mendapatkan pacar dalam rentang waktu itu. Karena ngebetnya, sampai-sampai harga diri pun sempat akan tergadaikan ketika sang pacar menginginkan making love alias berhubungan seksual layaknya suami-istri. Belum lagi ngebetnya salah satu tokoh di sana pingin merasakan nikmatnya ciuman bibir sampai melatih diri dengan guling. Naudzubillah.

Belum lagi resiko bubarnya persahabatan yang mereka bina selama ini hanya karena cemburu dan khawatir pacarnya diembat sahabat sendiri. Meskipun ending-nya semua pacar-pacar karbitan itu pada bubar, tapi kita bisa melihat seberapa parah kondisi remaja kita saat ini terutama dalam pergaulannya.

…predikat jomblo begitu menakutkan buat remaja yang miskin iman. Mereka lebih memilih jalan maksiat dengan pacaran daripada menyandang status ini…

So, ternyata predikat jomblo begitu menakutkan buat sebagian remaja yang miskin iman. Mereka lebih memilih jalan maksiat dengan pacaran daripada menyandang status ini. Meskipun seringkali dalam pacaran mereka juga merasa terpaksa. Bisa karena dipaksa teman, bisa karena dipaksa ortu, bisa juga dipaksa diri sendiri karena konsep diri yang salah. Jadi emang bisa banyak alasan.

Dipaksa teman terjadi bila teman satu genk pada punya cowok semua. Trus ada satu yang nganggur. Jadilah ada pemaksaan beramai-ramai supaya yang satu ini segera dapat gebetan. Udah deh, siapa aja boleh asal berstatus cowok. Waduh, gawat juga kan. Bisa-bisa sapi dipakein celana bisa diembat juga tuh saking nafsunya (hehehe…)

Ortu bisa jadi mengambil peranan dalam ajang kemaksiatan ini. Ada loh beberapa tipe ortu yang kelimpungan ketika anak gadisnya belum punya pacar. Padahal anaknya sendiri udah nyadar bahwa ini adalah ajang berlumur dosa. Eh, ortunya ngotot agar sih anak nyari pacar. Tulalit banget kan?

Atau bisa juga konsep diri remaja yang salah. Ia merasa merana tanpa punya pacar. Ia merasa jelek dan nggak laku ketika belum pernah merasakan rasanya pacaran. Ia akan jauh lebih bahagia bila ada cowok di sampingnya. Nah, ini adalah konsep yang salah dan menyesatkan.

…konsep diri remaja yang salah, merasa merana tanpa punya pacar. Ia merasa jelek dan nggak laku ketika belum pernah merasakan rasanya pacaran…

Belum lagi dorongan media baik TV, radio ataupun majalah yang menawarkan gaya hidup bebas dengan label pacaran yang semakin gencar dilakukan. Udah deh, itu semua adalah banyak faktor yang bikin remaja ngebet untuk bisa pacaran. Padahal, apa sih yang didapat oleh pacaran, adalah perbuatan yang bisa kamu putuskan dengan sadar. Jadi, tulisan kali ini akan membantu kamu untuk membuat keputusan benar dalam hidup. Jangan sampai kamu melakukan perbuatan yang salah dan membuatmu menyesal kemudian. Lanjut!

Kenapa harus pacaran?

Hayo…bisa nggak kamu jawab pertanyaan ini? Kenapa harus pacaran? Hmm…mungkin di antara kamu ada yang menjawab:
‘biar nggak kuper’
‘biar nggak dibilang nggak laku’
‘biar ada cowok yang sayang sama kita’
‘biar ada semangat untuk belajar’
‘biar nggak malu dengan teman-teman yang pada punya pacar juga’
‘sekedar pingin tahu rasanya’
dll, masih banyak lagi alasan yang bisa kamu ajukan sebagai pembenaran. Oke deh, kita coba telaah satu per satu yah, masuk akal nggak sih alasan-alasan yang kamu punya itu.

Pacaran, adalah aktivitas yang dilakukan berdua dengan sang kekasih sebelum menikah. Aktivitas atau kegiatan ini bisa bermacam-macam bentuknya. Bisa nonton bareng, makan bakso berdua, jalan berdua atau belajar bersama. Tapi alasan terakhir ini kayaknya banyak nggak jadi belajarnya deh karena pada sibuk mantengin gebetan masing-masing. Iya apa iya?

…Kalo kamu sekedar takut dibilang kuper karena nggak mau pacaran, maka mereka para aktivis pacaran itulah yang sebenarnya orang paling kuper dan kupeng sedunia…

Kalo kamu sekedar takut dibilang kuper karena nggak mau pacaran, maka mereka para aktivis pacaran itulah yang sebenarnya orang paling kuper dan kupeng sedunia. Why? Karena saya yakin orang pacaran itu dunianya akan berkutat dari pengetahuan tentang doi aja. Coba kamu tanya apa dia tahu perkembangan teknologi terkini? Apa dia tahu di Palestina itu ada masalah apaan sih? Apa dia juga tahu kalo Amerika itu ternyata adalah teroris sejati?

Yakin deh, pasti mereka yang suka pacaran itu nggak bakalan tahu topik beginian. Kalo begitu, mereka itulah yang kuper dan kupeng. Paling tahunya cuma apa hobi sang pacar, apa wakna favoritnya, apa makanan kesukaannya, dll. Coba Tanya berapa nilai ulangan matematikanya, fasih nggak bahasa Inggris-nya, bagus nggak karangan bahasa Indonesia-nya, dan hal-hal seputar itu, pasti deh aktivis pacaran pada bloon untuk hal beginian. Kalo pun ada yang pintar, itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan pacaran sebagai semangat belajar.

Sebaliknya, pacaran adalah ajang maksiat. Bukankah sudah dikatakan oleh Rasulullah SAW:

Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan” (HR Ahmad)

Waduh, emang kamu mau jadi temannya setan? Hiii, naudzubillah banget tuh.

Jangan beralasan kamu kuat iman, maka tetep aja ngeyel berdua-duaan. Banyak tuh kasus ngakunya aktivis rohis dan niatnya dakwah eh..malah kebablasan pacaran. Teman SMA saya dulu aja ada yang MBA alias Married By Accident alias lagi hamil di luar nikah karena pacaran. Udah sekolahnya nggak bisa lanjut karena perutnya semakin gendut, ia adalah pihak yang dirugikan.

…Jangan beralasan kamu kuat iman, maka tetep aja ngeyel berdua-duaan. Banyak tuh kasus ngakunya aktivis rohis dan niatnya dakwah eh..malah kebablasan pacaran…

Tuh, si laki-laki yang menghamili bisa dengan enaknya melanjutkan sekolah sampe tuntas. Belum lagi beban dosa besar yang harus ia tanggung. Ingat, berzina adalah salah satu dosa besar yang hanya bisa ditebus dengan taubatan nasuha. Taubat yang sungguh-sungguh dan tak akan pernah mengulangi lagi. Bukan taubat jenis tomat, saat ini tobat, besok kumat. Duh, itu sih namanya main-main alias nggak serius dan mau berubah total. Nggak baik, Non!

Jomblo adalah pilihan

Kok bisa? Di saat teman-teman pada risih dengan status jomblo, masa’ sih malah bisa dijadikan status pilihan? Bisa aja, why not gitu loh? Lagian tergantung persepsi kan?

Kondisi jomblo adalah kondisi yang independen, mandiri. Di saat teman-teman cewek lain serasa nggak bisa hidup tanpa gebetan, kamu merasa sebaliknya. Nggak harus jadi cewek tuh aleman, manja, tergantung ke cowok, dan merasa lemah. Huh…jijay bajay banget. Jadi cewek kudu punya pendirian, nggak asal ikut-ikutan. Meskipun teman satu sekolah memilih pacaran sebagai jalan hidup, kamu tetap keukeuh dengan prinsip: “jomblo tapi sholihah”. Huhuy!

Dulu, waktu saya masih duduk manis di bangku SMP dan SMA, ada seorang teman yang ngebet banget pingin punya pacar. Sampe-sampe kalo ada kuis di majalah remaja tentang siap-enggaknya pacaran, doi termasuk yang rajin mengisi untuk tahu jawabannya. Ternyata doi tipe yang sudah siap banget. Akhirnya fokus perhatian dia hanya ke cita-cita pingin punya pacar dan pacar mulu. Prestasi sekolah jadi anjlok. Padahal ternyata nggak ada yang mau sama doi (backsound: Kacian banget!).

Nah, beda kasus dengan muslimah sholihah. Ada atau nggak ada yang mau, dia nggak bakal ambil pusing. Mikirin rumus fisika aja sudah cukup pusing, pake mikir hal lain. Maksudnya, mikirin pacar atau pacaran adalah sesuatu yang nggak penting bagi dirinya. Selain ngabisin waktu dan energi, yang pasti menguras konsentrasi dan emosi.

…Kalo kamu jadi cewek sudah oke, baik di otaknya, kepribadiannya apalagi akhlaknya, jadi jomblo bukan sesuatu yang terpaksa tuh. Malah jomblo adalah sebuah kebanggaan….

Kalo kamu jadi cewek sudah oke, baik di otaknya, kepribadiannya apalagi akhlaknya, jadi jomblo bukan sesuatu yang terpaksa tuh. Malah jomblo adalah sebuah kebanggaan. Kamu bisa tunjukkan kalo jomblo adalah harga diri. Menjadi jomblo bukan karena nggak ada yang mau, tapi kitanya yang emang nggak mau kok sama cowok-cowok anak kecil itu. Lho, kok?

Iya, cowok kalo beraninya cuma pacaran itu namanya masih cowok kecil. Masa’ masih kecil udah pacaran. Huh! Kalo cowok yang udah dewasa, pasti ia nggak berani pacaran, tapi langsung datang ke ortu si cewek dan ngelamar. Merit deh jadinya. Selain menunjukkan tanggung jawab, cowok dewasa tahu kalo pacaran cuma ajang tipu-tipu dan aktivitas berlumur dosa. Hayo…pada berani nggak cowok-cowok kecil itu?

Jomblo Tapi Shalihah

Jangan pernah takut diolok teman sebagai jomblo. Jangan pernah malu disebut nggak laku. Toh, mereka yang berpacaran saat ini belum tentu juga jadi nikah nantinya. Tul nggak? Malah yang banyak adalah putus di tengah jalan, patah hati terus bunuh diri. Hiii, naudzubillah. Atau bisa jadi karena takut dibilang jomblo malah dapat predikat MBA tanpa harus kuliah alias Married By Accident.

Lagipula, cewek kalo mau dipacarin kesannya adalah cewek gampangan. Gampang aja dibohongin, gampang diboncengin, gampang dijamah, dan gampang-gampang yang lain. Idih…nggak asyik banget! Toh, nantinya para cowok itu juga bakal males sama cewek beginian karena udah tahu ‘dalemannya’, mereka pinginnya dapat cewek baik-baik.

Terlepas apa motivasi mereka, yang pasti kamu kudu punya patokan atau standar tersendiri. Kamu nggak mau pacaran karena itu dosa. Kamu memilih jomblo karena itu berpahala dan jauh dari maksiat. Kamu nggak bakal ikut-ikutan pacaran karena takut dibilang jomblo dan nggak gaul. Kamu tetap keukeuh pada pendirian karena muslimah itu orang yang punya prinsip. Itu artinya, kamu selalu punya harga diri atas prinsip yang kamu pegang teguh. Iya nggak seh?

Karena banyak juga mereka yang meskipun sudah menutup aurat dengan kerudung gaul, masih enggan disebut jomblo. Jadilah mereka terlibat affair bernama pacaran sekadar untuk gaya-gayaan. Bener-benar nggak ada bedanya dengan mereka yang nggak pake kerudung. Malah parahnya, masyarakat akan antipati sama muslimah tipe ini. Berkerudung tapi pacaran. Berkerudung tapi masih suka boncengan sama cowok non mahrom. Berkerudung tapi sering berduaan sama cowok dan runtang-runtung nggak jelas juntrungannya. Padahal, kelakuannya yang model begitu itu bisa membuat jelek citra kerudung, imej Islam jadi rusak, dan tentunya doi bikin peluang orang lain untuk menilai dan memukul rata bahwa doi mewakili muslimah. Parah banget!

…predikat jomblo jauh lebih mulia kalo kamu menghindari pacaran karena takut dosa. Menjadi jomblo jauh lebih bermartabat kalo itu diniatkan menjauhi maksiat…

Intinya, predikat jomblo jauh lebih mulia kalo kamu menghindari pacaran karena takut dosa. Menjadi jomblo jauh lebih bermartabat kalo itu diniatkan menjauhi maksiat. Menjadi jomblo sama dengan sholihah kalo itu diniatkan karena Allah semata. Bukankah hidup ini cuma sementara saja? Jadi rugi banget kalo hidup sekali dan itu nggak dibikin berarti. Jadi kalo ada yang rese dengan kamu karena status jomblomu, katakan saja ‘jomblo tapi sholihah, so what gitu loh!’. Hidup jomblo! [riafariana/voa-islam.com]

[email: riafariana@yahoo.com]

Filed under: - - - - artikel voa-islam.com


===================================================



Pacaran?!


Oleh Shofa

“De, kenapa kamu ga’ mau pacaran?” tanyaku pada adikku yang paling bungsu. “Satu, di Islam ga’ ada kata pacaran. Dua, pacaran berarti pemborosan waktu, tenaga, dan kapital. Daripada kita sibuk mikirin pacar yang ga’ tahu dia mikirin kita apa enggak mendingan tidur atau nonton TV dirumah, atau beli bakso lima mangkok daripada buat hang out sama doi” jawabnya polos, namun membuatku tertegun dan merenung.

Adikku, masih berusia cukup belia 14 tahun kelas tiga es em pe. Teman se-ganknya adalah ABG gaul dan hampir semua temannya punya pacar, ya hal ini memang sudah sangat biasa di masyarakat kita, anak kelas tiga es em pe pacaran. Tapi, dia tetap bertahan dengan prinsipnya untuk tidak pacaran di antara teman se-ganknya yang melegalisasi pacaran, padahal dari sisi tarbiyah keIslaman dia sangat terbatas. Kuliahku di luar kota membuatku jarang sekali berdiskusi dengannya, hanya sesekali saja ketika aku mudik dan itupun tidak lama karena saat mudik pun banyak aktivitas di luar rumah yang harus kukerjakan. Sedangkan kondisi orangtuaku masih jauh dari bi’ah keIslaman. Jauh di hatiku aku salut dan malu padanya.

Aku jadi teringat dengan ikhwah di kampus yang mulai luntur hanya karena seseorang yang menjadi pujaan hatinya yang akhirnya membuatnya gugur di jalan dakwah. Ya, gugur tapi bukan syahid, gugur karena tereliminasi dari medan dakwah karena godaan syahwat. Virus merah jambu, adalah salah satu alasan klasik yang membuat para aktivis dakwah “drop out” dari kampus dakwah. Padahal lingkungan kampus yang kondusif dengan bi’ah keIslamannya, banyaknya ikhwah adalah sarana yang cukup efektif untuk menjaga keistiqomahan, di samping taujih mingguan di lingkaran kecil.

Virus merah jambu, sarana efektif musuh utama dakwah (syaitan) untuk menjegal para mujahid dan mujahiddah. Virus ini tidak hanya menyerang aktivis dakwah baru tapi juga aktivis dakwah dengan jam terbang yang sudah tinggi. Bermula dari koordinasi, saling tausiyah akhirnya pindah ke curhat pribadi dan lama-lama timbul simpati. Menjaga diri dan hati dari pintu-pintu masuknya syaitan adalah sangat penting bagi seorang aktivis dakwah agar ia tidak tergelincir atau pada terjebak pada jurang nasf.

Ibn Qoyyim Al-Jauzy dalam kitab Ad Da’ Wa Ad Dawa’ mengatakan ada empat pintu maksiat yaitu: pandangan, tutur kata, lintasan hati dan langkah kaki. Jagalah keempatnya, niscaya kita dapat selamat.

Belajar dari adik kecilku, aku merasa malu dan prihatin.Mengapa di antara para penggerak dakwah masih banyak dan seringkali terjadi cinta lokasi alias cinta bersemi sesama aktivis dan berujung komitmen satu sama lain. Ya, apa bedanya dengan pacaran. Apakah tidak malu dengan seorang anak es em pe yang tetap keukeu menjaga prinsip untuk tidak bacaran before married.

Filed under: - - - dari eramuslim.com | Komentar Dimatikan


===========================================================================



Hukum Berpacaran


Assalamualaikum,

Pak ustad, saya mau bertanya bagaimana sebenarnya hukum berpacaran menurut Islam. Saya pernah mendengar bahwa pacaran dapat menjurus ke arah zina dan oleh karena itu diharamkan. Tapi mengapa teman-teman saya (yang menurut saya, ilmu agama mereka lebih banyak dari saya) tetap berpacaran atau mencari pacar. Bahkan tidak jarang guru agama di sekolah saya memberi tips mencari pacar…

Dan apabila pacaran itu tidak boleh, saya minta tolong, apa yang harus saya lakukan agar hati saya tidak terlarut dalam arus “pacaran ini”. Karena saat ini saya sedang tertarik dengan seseorang….

Fn

Jawaban

Wa’alaikum salam wr. wb.

Saudaraku Fn yang dikasihi Allah SWT, sebenarnya sudah sangat jelas sekali bahwa hukum berpacaran menurut Islam adalah haram (tidak boleh). Kebanyakan ulama sepakat tentang keharamannya karena lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Dalil-dalil yang mengharamkan pacaran banyak sekali, diantaranya adalah :

“Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’ : 32)

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya (dari hal yang haram), yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya (dari yang haram)”. (QS. An-Nur: 30-31).

“Telah ditulis bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah (lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara qalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya”. [HR. Al-Bukhoriy (5889) dari Ibnu Abbas, dan Muslim (2657) dari Abu Hurairah]

“Hati-hatilah kalian dari masuk menemui wanita”. Seorang lelaki dari kalangan Ashar berkata, “Bagaimana pendapatmu dengan kerabat suami?” Maka Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Mereka adalah kematian (kebinasaan)”. [HR. Al-Bukhoriy (5232), Muslim (2172), dan At-Tirmidziy (1171)]

“Jangan sekali-sekali salah seorang di antara kalian (kaum pria) berduan dengan seorang wanita, karena setan adalah pihak ketiganya”. [HR. At-Tirmidziy (2165), dan Ahmad (114). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (6/215)]

“Andaikan kepala seseorang di cerca dengan jarum besi, itu lebih baik (ringan) baginya dibandingkan menyentuh seorang wanita yang tak halal baginya”. [HR. Ar-Ruyaniy dalam Al-Musnad (227/2), dan Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (486, & 487)]

Lalu jika pacaran itu haram, maka bagaimana caranya seorang muslin untuk mendapatkan jodoh? Cara-caranya adalah sebagai berikut :

1. Melalui perantara.
Upayakan memperluas pergaulan, tanya sana tanya sini, siapa gerangan yang bisa membantu Anda untuk mencarikan jodoh. Cari perantara yang reputasinya baik, seperti ustadz, guru, murobbi, dan orang-orang sholih lainnya. Jangan malu untuk mempromosikan diri bahwa ananda sedang mencari jodoh (apalagi ananda lelaki yang memang harus lebih agresif dalam mencari jodoh daripada perempuan). Namun saya tidak menganjurkan ananda untuk mengikuti biro jodoh atau mengikuti forum-forum gaul di internet, karena selain tidak selektif, juga belum tentu jujur apa yang ditampilkan oleh biro/media tersebut.

2. Mencari sendiri tanpa melalui pacaran.
Cara yang kedua ini mungkin sulit bagi sementara orang. Bagaimana bisa mencari jodoh sendiri tanpa melalui pacaran? Bukankah pacaran merupakan sarana untuk mengenal calon pasangan kita? Lalu dapatkah dijamin kita akan cocok dengan pasangan kita jika tidak melalui pacaran? Jawabannya adalah : bisa!. Bisa menikah tanpa pacaran dan bisa cocok sampai hayat di kandung badan. Nenek moyang kita telah mempraktekkan hal tersebut sejak lama dan terbukti cocok. Bahkan sekarang ini kita menyaksikan sendiri bahwa angkaperceraian semakin tinggi, justru ketika budaya pacaran menjadi umum dalam masyarakat kita. Ternyata pacaran tidak menjamin kecocokan dalam berumah tangga. Jadi, cocok atau tidaknya kita dengan pasangan bukan karena pacaran, tetapi karena kesiapan untuk menerima pasangan kita apa adanya. Walau tidak pacaran, tetapi hati dan mental kita lebih siap (ikhlas) untuk menerima kekurangan dari pasangan, maka rumah tangga kita akan langgeng sampai akhir hayat. Sebaliknya, walau pacaran bertahun-tahun tapi ternyata mental dan hati kita tidak siap menerima kekurangan pasangan, maka pernikahan akan mudah bubar dalam waktu yang singkat.

Cara mencari sendiri tanpa pacaran adalah dengan cara ‘menembak’ (langsung mengutarakan keinginan untuk menikahi orang yang kita taksir). Contohnya adalah ketika Khadijah ra meminta Nabi Muhammad saw untuk menikahinya. Cara ini biasanya didahului dengan mencari informasi tentang orang yang akan kita “tembak” tersebut. Cara mencari informasinya bisa melalui teman akrabnya, gurunya, dan orang-orang terdekat dengannya. Cara yang ditempuh harus smooth (halus), sehingga tidak terkesan terlalu agresif. Lalu dilanjutkan dengan memberikan sinyal kepada orang yang kita taksir tersebut apakah ia siap untuk kita ajak menikah. Kalau sinyalnya positif, maka kita bisa menyampaikan hasrat kita kepadanya. Bisa melalui perantara atau bisa juga langsung mengutarakan kepadanya. Kalau diterima alhamdulillah dan kalau pun ditolak jangan sakit hati.

Baik cara pertama maupun kedua yang Anda lakukan, prinsipnya jangan pernah berputus asa untuk mencari jodoh dengan cara-cara yang Islami. Sediakan juga waktu khusus untuk mencari jodoh (mis: sepekan dua kali atau sebulan tiga kail) dengan cara silaturahim ke perantara atau untuk mencari info orang yang kita “tembak”. Iringi upaya kita mencari jodoh dengan doa dan sholat tahajud yang intens. Buktikan kepada Allah SWT bahwa Anda memang sungguh-sungguh mencari jodoh. Insya Allah, jodoh itu akan datang kepada Anda. “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari jalan-jalan Kami, niscaya Kami akan tunjukan jalan-jalan tersebut ” (QS. 29 : 69).

Salam Berkah !

(Satria hadi Lubis)



===========================================================================



Ingin Putus Dari Pacar


Assalamu’alaikum Wr.Wb.

saya adalah seorang muslimah umur 25 thn, saat ini sedang menjalin hubungan dengan seorang laki2.Pada saat awal kenal sifatnya sangat baik tetapi semakin kesini banyka perubahan. Dia banyak mengumbar janji tapi tidak semua ditepati. Setiap saya ingin melihat KTPnya dia marah. Pemahaman gamanya juga kurang. Ketika saya minta putus tidak pernah dikabulkan. Bila putus dia mengncam saya akan bunuh diri dan apabila saya menikah dengan orang lain akan menghancurkan hidup saya. Terus terang saya sangat ketakutan dan mulai tidak tentram , saya ingin dilepaskan secara baik2 dan diikhlaskan untuk menempuh jalan hidup yang saya inginkan. Terus terang setelah menjali hubungan dengan dia banyak kemaksiatan yang saya lakukan. Saya ingin bertobat kepada ALLAH SWT 100%. dia berjanji akan menikahi saya tapi selalu menulur waktu. Tapi semakin kesini semakin kelihatan pribadi yang sesungguhnya. Kadang saya berpikir untuk ikhtiar ke orang pintar agar bisa putus tapi sya takut dekat dengan syirik. Pertanyaan saya:

1. Bagaimana agar bisa putus dengannya karena dia sangat sensitif juga orangnya nekat dan emosian?

2. Apakah saya layak mendapatkan jodoh soleh karena telah banyak maksiat yang saya lakukan terhadap pacar saya?

3. Bagaimana mengatasi rasa takut terhadap pacar saya yang temperamen?terus terang saya merasa terkekang dengan sifat temperamen?

Apriliani


Jawaban

Saudari Apriliani yang dirahmati oleh Allah SWT, saya turut prihatin dengan keadaan Anda saat ini. Saya mendukung langkah Anda untuk memutuskan hubungan dengan pacar Anda yang jelas-jelas kepribadiannya tidak baik.

Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk putus dengan pacar Anda :

1. Siapkan mental Anda untuk tidak takut kepada pacar Anda. Ingat! Yang perlu kita takutkan hanya Allah SWT. “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman” (QS. 3 : 175). Ketahuilah wahai saudariku, bahwa jika Anda hanya takut kepada Allah maka Allah akan menjaga Anda dan kalau Allah menjaga Anda maka tidak ada seorang pun yang dapat mencelakakan Anda.

2. Sampaikan kepada pacar tentang keinginan Anda untuk putus. Sampaikan dengan bahasa yang lugas dan tegas. Jika ia bertanya mengapa sebabnya Anda memutuskan dia, jawablah bahwa dia tidak cocok untuk Anda dan Anda tidak lagi mencintainya. Jangan memberikan tenggang waktu kepadanya untuk memperbaiki diri karena Anda sudah tahu bahwa ia sulit berubah. Tetaplah konsisten dan jangan kasihan kepadanya jika ia memohon atau bahkan menangis, karena itu hanya taktik lelaki saja untuk bisa kembali kepada pasangannya.

3. Setelah Anda memutuskan dia, konsistenlah untuk tidak menanggapi dia. Hubungan komunikasi, apalagi keinginan kembali dari pacar Anda, jangan direspon. Anda harus tetap bersikap tegas dan konsisten. Jangan tergoda dan terbujuk dengan rayuannya. Ingat! Salah satu penyebab mengapa pacar yang diputuskan terus mengganggu adalah karena kita sendiri tidak tegas memberikan isyarat putus tanpa kompromi, baik dengan bahasa kata maupun dengan bahasa tubuh (body language). Kadangkala bahasa kata kita tegas, tetapi bahasa tubuh kita tidak tegas. Misalnya, masih mau didekati, masih menatap dengan pandangan cinta, dan lain-lain. Sekali lagi, Anda harus tegas dalam memutuskan dia, baik dengan bahasa kata maupun dengan bahasa tubuh.

4. Jangan takut dengan ancaman pacar Anda karena kebanyakan ancaman tersebut hanya gertak sambal saja. Sebagian lelaki menggunakan taktik menggertak dan merayu untuk meruntuhkan hati wanita pujaannya. Oleh sebab itu, Anda harus mengandalkan logika daripada perasaan agar tidak mudah terpengaruh oleh tipu dayanya.

5. Terus berdoa kepada Allah untuk meminta perlindungannya. Minta kepada Allah agar hati Anda dan pacar Anda dibersihkan dari perasaan cinta satu sama lain. Lalu untuk sementara waktu sebaiknya Anda tidak bepergian sendirian untuk berjaga-jaga apabila ia melakukan tindakan nekat dan agar Anda juga terus diingatkan oleh orang lain untuk menjauhi pacar Anda.
Lalu tentang pertanyaan Anda, apakah masih bisa mendapatkan jodoh yang baik maka hal tersebut tergantung dari diri Anda sendiri. Jika Anda bertaubat dan terus memperbaiki diri, Insya Allah jodoh yang baik akan Anda dapat. Sebagaimana firman-Nya : “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS. 24 : 26).

Demikian saran saya, semoga berkenan.

Salam Berkah !

(Satria Hadi Lubis)

Filed under: - - - dari eramuslim.com |

Idul Adha 2015 SMAN 1 Kartasura

Assalamu'alaikum wr. wb.
Pada kesempatan kali ini kami dari bidang Publikasi Rohis akan mempublikasikan tentang kegiatan Idul Adha di SMA N 1 Kartasura  pada tanggal 24 September 2015.
Berikut adalah beberapa foto kegiatan Idul Adha:















Mungkin itu tadi beberapa foto yang dapat kami publikasikan. Jika ada kekurangan, silahkan komen dibawah. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.